Tahapan-Tahapan Produksi Video
1. TAHAP PRAPRODUKSI
Praproduksi merupakan
tahapan perencanaan. Secara umum merupakan tahapan persiapan sebelum memulai
proses produksi (shooting film atau video). Pada intinya tujuan praproduksi
adalah mempersiapkan segala sesuatunya agar proses produksi dapat berjalan sesuai
konsep dan menghasilkan suatu karya digital video sesuai dengan harapan. Untuk
memulai pemrosesan video, dibutuhkan beberapa langkah, sebagai berikut:
Ide/gagasan adalah
rancangan yang tersusun di pikiran. Artinya sama dengan cita-cita. Gagasan menyebabkan
timbulnya konsep, yang merupakan dasar bagi
segala macam pengetahuan, baik sains maupun filsafat.
Ide adalah pemikiran atau konsepsi yang
berpotensi atau benar – benar ada dalam pikiran sebagai produk dari aktifitas
mental. Secara sederhana ide dapat dikatakan sebuah
gagasan, sebuah rencana, pendapat, skema atau
metode. Maka dari itu, pembuatan presentasi video harus
dimulai dengan menciptakan sebuah ide. Karena ide adalah
landasan utama dari keseluruhan proses pembuatan video
tersebut. Namun perlu diperhatikan juga siapa saja sasaran dari ide tersebut.
b. Sasaran
Tentukan sasaran dari
video yang kita buat. Apakah yang ingin menonton video kita adalah kalangan
pelajar SMK atau SMA? Anak-anak? Ataukah masyarakat umum?
c. Tujuan
Langkah selanjutnya
adalah menentukan tujuan kita membuat video. Apakah untuk tugas sekolah?
Komersil atau diperjualbelikan? Atau untuk sarana belajar?
d. Pokok Materi
Video yang kita buat
memiliki pokok materi berupa pesan yang ingin disampaikan. Apakah pesan tentang
bahaya merokok? Apakah pesan tentang pentingnya bersungguh-sungguh dalam
belajar?
e. Sinopsis
Sinopsis adalah setiap
peristiwa atau rekaan yang dikisahkan dalam bentuk cerita yang dapat
disimpulkan ke dalam bentuk ringkas yang
padat dan jelas. Pada sinopsis terjadi pemendekan cerita
tanpa menghilangkan unsur–unsur pentingnya. Untuk itu, diperlukan sebuah
sinopsis, agar dalam pembuatan presentasi video kali ini sudah memiliki alur
cerita. Sehingga dapat mempermudah dalam proses pembuatan naskah selanjutnya.
f. Naskah
Naskah adalah suatu
teks yang berisi aturan, alur cerita di dalam suatu dialog (Penulisan sebuah
naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati).
Naskah dalam pembuatan video proses kali ini dibuat agar sang presenter
mengerti detail dari presentasi yang akan disampaikan.
g. Storyboard
Storyboard adalah
serangkaian sketsa dibuat berbentuk persegi panjang yang menggambarkan suatu
urutan (alur cerita) elemen-elemen yang diusulkan untuk menjadi panduan dalam
proses perekaman.
h.
Pencahayaan Sederhana
Satu hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan video adalah pencahayaan. Pada pencahayaan kali
ini, dibuat sesederhana mungkin dengan cara selama pembuatan video, subjek
harus menghadap sumber cahaya utama. Disarankan dengan membuat sumber cahaya
melalui 3 titik. Satu titik di depan subjek, dan dua lainnya berada di samping.
Sehingga video yang dibuat dapat menghasilkan kualitas cahaya yang baik.
2. TAHAP PRODUKSI
Produksi dimulai dari merekam video dengan script dan konsep yang sudah dirancang dari awal. Kemudian proses rekaman baik Visual maupun audio dilakukan, dan seluruh elemen bekerjasama dalam proses produksi. Pada proses produksi kita harus menyiapkan:
- Komputer (personal computer)/laptop
- Alat pengambil gambar (camera), handphone atau webcam
- Screen video
- Microphone
1) Alat penangkap gambar (camera)
a) Menangkap Gambar Dengan Kamera Handycam
Kamera merupakan salah
satu alat penting alam suatu pembuatan film. Fungsi kamera yaitu mengambil atau
merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian
divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan
adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa
disebut kameramen dan dioperasikan sesuai dengan arahan sutradara. Untuk
menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal
cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur
dalam pengambilan gambar, dll.
• Cara memegang Kamera Video
Peganglah kamera dengan
mantap. Gunakan satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol
zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah.
Dapat digerakkan ke berbagai posisi, tergantung dari sudut pengambilan yang
diinginkan - pada banyak kondisi gunakan selalu
tripod untuk menjaga gambar tetap stabil.
• Zoom
Hindarkan penggunaan
tehnik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod. Ini
adalah cara agar untuk menghindari terjadinya guncangan pada gambar yang dapat
berakibat tidak bergunanya gambar yang terekam.
• Suara
Perlu diperhatikan mengenai
suara. Bila kita tidak menggunakan earphone, kamera tetap merekam
suara-suara latar yang tidak diperlukan, maka jangan mengeluarkan suara yang
tak perlu atau berbicara ketika sedang merekam.
• Peraturan 10 detik
Peraturan penting
dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lama dan hindarkan
pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu. Selalu rekam satu adegan
sekurangnya dalam 10 detik. Ini akan memudahkan editor film untuk mengambil
potongan-potongan gambar yang diperlukan. Ingat untuk tetap menghitung sampai
10 detik, meskipun pada kondisi yang sulit, 10 detik ini terasa lama. Rekam
subyek Anda selama 10-20 detik, stop dan ambil gambar yang lain.
• Panning dan Tilting
Panning (mengambil
gambar bergerak secara horizontal) dan Tilting
(mengambil gambar bergerak secara vertikal) sebaiknya digunakan secukupnya saja
bila ingin mendapatkan gambar dasar dengan berpindah posisi gambar, atau bila
kita sudah berpengalaman sebagai operator film. Bila kita memutuskan untuk
melakukan panning, gerakkanlah kamera sehalus yang kita bisa dan jangan
mendadak. Ingat selalu aturan 10 detik untuk setiap gambar diam/statis pada
awal dan juga pada akhir pengambilan gambar panning. Selalu lebih baik
mengambil banyak gambar statis, dan ingat juga bahwa nantinya gambar yang kita
ambil akan diedit kembali oleh editor. Penggunaan panning sebaiknya jangan
terlalu lama (antara 3 sampai 5 detik).
• Fokus, Exposure and
keseimbangan warna (White Balance)
Periksa selalu fokus
dan exposure. Bila menggunakan zoom jauh dan dekat fokuskan selalu pada jarak
ideal ke objek yang kita inginkan untuk direkam dan ketika kita melakukan zoom
jauh semuanya terlihat fokus - bila kita melakukan zoom pada objek terdekat
terlebih dahulu lalu kita zoom pada objek lain di kejauhan (contohnya hewan di
kejauhan) maka akan membuat gambar sama sekali tidak fokus. Adanya perbedaan
antara objek yang samar dan objek utama yang jelas adalah sangat penting.
Bahkan objek yang hanya sedikit tidak fokus akan membuat film menjadi tidak
berguna. Periksa selalu exposure dan cobalah merekam pada objek yang sama
dengan cara manual dan otomatis untuk memastikan kita mendapatkan gambar
terbaik yang kita inginkan. Bila kita sudah memiliki banyak pengalaman, hal ini
menjadi tidak perlu lagi untuk dilakukan .
• Tanggal dan Waktu
Jangan pernah memasang
tanda tanggal dan waktu pada layar film yang terekam, ini akan membuat
film sama sekali tidak dapat digunakan. Penulisan tanggal dan waktu pada layar
film tidak membuktikan bahwa film ini diambil pada saat yang tertulis dilayar,
karena bisa saja yang tertulis tanggal 5 November 1950 tidak menjamin
pengambilan film tersebut pada tahun 1950, bisa saja setiap orang merubah
tanggal dan waktu tersebut. Namun, sebaiknya kita selalu merekam suara kita
pada awal pengambilan gambar yang menjelaskan kapan gambar tersebut direkam,
lokasi dan negara dimana kita merekam gambar- cara inilah yang dapat merekam
secara permanen informasi waktu dan tempat pengambilan film. Hal ini sangatlah
penting dan seringkali terlupa, dan bila kita lupa apa dan dimana persisnya
sebuah gambar diambil, celakalah kita. Bila kita memiliki GPS untuk menunjukkan
lokasi kita berada, selalu rekam dengan film
pembacaannya dan juga rekam latar belakangnya.
Tidak seperti tanda tanggal dan waktu, hal ini dapat memberikan
bukti.
• Gambar pengisi
(Cutaways)
Bila kita merekam
sebuah obyek, kegiatan ataupun wawancara kita perlu selalu mengambil gambar
yang lain. Sebagai contoh, bila kita merekam sebuah wawancara kita perlu untuk
merekam juga kantor orang yang kita wawancarai atau sesuatu yang lain untuk
memberikan penjelasan tambahan bagi film wawancara kita. Kita lihat contoh
lain, bila kita membuat film tentang orang utan, jangan lupa untuk merekam
hutan dimana mereka tinggal dan kebakaran hutan yang merusakan habitatnya. Ini
akan membuat sebuah film lebih informatif.
Beberapa angle berikut ini mungkin dapat menginspirasi Anda
Ø Dutch
angle, pengambilan gambar miring. Biasanya digunakan untuk menggambarkan
ketidakstabilan emosi.
Ø Worm angle / mata cacing, kamera persis diletakkan di atas
tanah
Ø Crazy angle, kamera bergerak tidak beraturan
Ø Change focus, mengubah fokus dari satu obyek ke obyek lain dalam satu frame.
Ø Circle / circular track, kamera mengitari obyek
Ø Side shot, kamera merekam dari samping dan mengikuti obyek yang berjalan.
Ø Extreme top shot, kamera mengambil tepat diatas obyek (900).
Ø High angle, pengambilan gambar dari atas obyek.
Ø Eye level, pengambailan gambar sejajar dengan mata.
Ø Low angle, pengambilan gambar dari bawah obyek.
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
Ø Bird Eye View
Ø Crazy angle, kamera bergerak tidak beraturan
Ø Change focus, mengubah fokus dari satu obyek ke obyek lain dalam satu frame.
Ø Circle / circular track, kamera mengitari obyek
Ø Side shot, kamera merekam dari samping dan mengikuti obyek yang berjalan.
Ø Extreme top shot, kamera mengambil tepat diatas obyek (900).
Ø High angle, pengambilan gambar dari atas obyek.
Ø Eye level, pengambailan gambar sejajar dengan mata.
Ø Low angle, pengambilan gambar dari bawah obyek.
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
Ø Bird Eye View
Teknik pengambilan
gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek.
Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil
dan berserakan.
Ø High Angle
Sudut pengambilan dari
atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki
kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
Ø Low Angle
Sudut pengambilan dari
arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini
memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat,
dominan.
Ø Eye Level
Sudut pengambilan
gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata
seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
Ø Frog Eye
Sudut pengambilan
gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau
lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata
katak.
Ukuran gambar biasanya
dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi
objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:
§ Extreme
Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti
hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
§ Big
Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
§ Close
Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang
terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru
§ Medium
Close Up (MCU) : hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari
dada keatas.
§ Medium
Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang
terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
§ Knee
Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.
§ Full
Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.
§ Long
Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh,
seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
§ Medium
Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya
terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka
tampak dari kepala sampai lutut.
§ Extreme
Long Shot (XLS) : gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan
objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi
objek tersebut terhadap lingkungannya.
§ One
Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.
§ Two
Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.
§ Three
Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.
§ Group
Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.
Gerakan kamera
akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh
karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut:
§ Zoom
In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan
tombol zooming yang ada di kamera.
§ Panning
: gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.
§ Tilting
: gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt
down jika kamera mengangguk.
§ Dolly
: kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika
bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.
§ Follow
: gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
§ Crane
shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.
§ Fading
: pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade
outjika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling
menggantikan secara bersamaan.
§ Framing
: objek berada dalam framing Shot. Frame In jika
memasuki bingkai dan frameout jika keluar bingkai.
Teknik pengambilan
gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.
§ Objek
bergerak sejajar dengan kamera.
§ Walk
In : Objek bergerak mendekati kamera.
§ Walk
Away : Objek bergerak menjauhi kamera.
Teknik ini dikatakan
lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan
kamera dan objek tetapi juga unsur-unsur lain seperti cahaya, properti dan
lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini
menghasilkan kesan lebih dramatik.
§ Backlight
Shot : teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari
belakang.
§ Reflection
Shot : teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari
cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
§ Door
Frame Shot : gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam
ruangan.
§ Artificial
Framing Shot : benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera
sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
§ Jaws
Shot : kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
§ Framing
with Background : objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan
sehingga ada kesan indah.
§ The
Secret of Foreground Framing Shot : pengambilan objek yang berada di depan
sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
§ Tripod
Transition : posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke
objek lain secara cepat.
§ Artificial
Hairlight : rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih
dramatik.
§ Fast
Road Effect : teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
§ Walking
Shot : teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya
digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang
berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
§ Over
Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut
hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan
ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang
melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
§ Profil
Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari
samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama
dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
b) Menangkap gambar
dengan Handphone
Mengabadikan gambar
saat ini semakin mudah, apalagi dengan banyaknya ponsel yang dilengkapi
fasilitas video. Untuk mendapatkan kualitas gambar yang baik bisa dengan
mengikuti kursus/belajar video. Namun kalaupun tidak belajar video tidak
masalah, berikut tips singkat yang bisa dicoba:
§ Lebih
dekat ke obyek
Ponsel kamera yang
beredar kebanyakan tidak dibekali dengan lensa zoom yang maksimal, jadi
pastikan Anda mendekati obyek yang akan dibidik.
§ Hati-hati
dengan cahaya
Cobalah untuk
mengambil gambar dalam kondisi penerangan yang cukup. Saat merekam di bawah
terpaan sinar matahari, obyek jangan membelakangi datangnya cahaya, karena
obyek akan menjadi gelap.
§ Steady
Jaga keseimbangan.
Usahakan tangan Anda jangan sampai bergoyang saat merekam. Ini untuk menjaga
agar video Anda enak dilihat.
§ Hindari
penggunaan digital zoom
Dekatkan diri ke obyek
dengan cara menggeser posisi Anda, bukan dengan digital zoom. Penggunaan
digital zoom bisa membuat kualitas gambar berkurang.
§ Hindari
Panning.
Kecuali bila
itu diperlukan untuk memperlihatkan situasi/
kondisi di sekitar. Misal kepanikan warga, kebakaran,
dll.
3. TAHAP PASCAPRODUKSI
Pada tahap pasca
produksi semua bahan mentah produksi dikumpulkan
untuk diolah. Analoginya, ialah seorang koki yang membawa semua
bahan masakan dan bumbu ke dapur, untuk diolah sesuai resep yang telah ada.
Berikut ini merupakan beberapa fungsi dalam tahapan editing video.
a. Fungsi Editing
Video
Editing video
merupakan proses menggerakan dan menata video shoot atau hasil rekaman gambar
menjadi suatu rekaman gambar yang baru dan enak untuk dilihat. Secara umum
pekerjaan editing adalah berkaitan dengan proses pasca produksi, seperti,
colour correction, sound mixing, dan capture video.
Berikut akan dicontohkan
pengeditan menggunakan Windows Movie Maker.
a) Windows Movie Maker
Windows Live Movie
Maker adalah Perangkat lunak yang merupakan bagian dari Windows Live
Essentials. Fungsi utama program ini adalah untuk melakukan olah Digital
terhadap cuplikan-cuplikan gambar bergerak (film), misalnya untuk menambahkan
efek visual, ataupun sebuah redaksi singkat yang berhubungan dengan film yang
sedang disunting. Program kecil ini hanya memiliki berbagai fitur dasar
penyuntingan video yang sangat sederhana, namun sudah mencukupi bagi para
pengguna pemula. Program ini merupakan program yang secara otomatis sudah
terinstal pada windows xp dan vista. Sedangkan untuk windows 7 dan 8 pengguna
perlu melakukan instalasi windows essentials terlebih dahulu.
§ Memulai
Windows Movie Maker
Untuk memulai
menggunakan aplikasi, klik windows movie maker ikon di desktop
§ Memulai
dan menyimpan sebuah proyek
Yang terpenting
sebelum berkerja dengan video anda harus menyimpan projectnya terlebih dahulu
isikan nama file name lalu tekan tombol save
§ Menambahkan/
Importing Digital Movies and Photos
pilih tab beranda dan
klik tombol tambahkan video dan foto cari video atau foto yang telah tersimpan
di hardisk lalu pilih dan tekan tombol open
Editing Dasar
§ Memecah
video/ splitting
Drag garis hitam
dimanapun kamu inginkan untuk memecah video pergi ke tab edit lalu klik tombol
pecah
§ Menambahkan
transisi video
Pilih tab animation,
lalu arahkan kursor mouse pada salah satu transisi untuk melihatnya efeknya
pada videomu. sebelumnya pilih dulu potongan video yang akan di beri transisi
dan selanjutnya baru klik transisi untuk apply
§ Menambahkan
keterangan/caption pada video
klik potongan video
yang akan kamu beri keterangan lalu klik tab beranda dan klik tombol
keterangan. Teks keterangan akan muncul pada bagian bawah videomu, klik dalam
kotak tulisan dan masukan keterangan video yang kamu inginkan
§ Menambahkan
Judul dan daftar nama/credit tittle
Klik tab Beranda, Lalu
klik tombol Judul atau Daftar nama. Muncul Layar hitam dengan kotak teks, kemudian
klik dalam kotak tersebut dan tuliskan Judul video
§ Menambahkan
Suara
Klik tab Beranda, Lalu
klik tombol Tambah musik. cari Audio atau musik yang telah tersimpan di hardisk
lalu pilih dan tekan tombol open. Setelah Audio/musik di open, Kita dapat
mengatur volume musik dengan memilih tab Opsi lalu klik tombol volume musik.
Publikasikan Video/
Eksporting
Klik Tab Beranda, dan
kemudian klik Save film. Kemudian pilih Setelan yang dianjurkan untuk komputer,
ketikkan file name dengan nama yang diinginkan dan kemudian klik Save.
b. Fungsi Sound
Fungsi sound meliputi
sejumlah keperluan seperti, pembuatan musik ilustrasi, pembuatan sound efek,
dan sound recording (untuk keperluan dubbing narasi).
c. Fungsi Image
Editing
Merupakan
penunjang elemen grafis untuk keperluan editing
video yang dipergunakan dalam pembuatan judul dan ilustrasi.
d. Fungsi Animasi dan
Visual Effect
Merupakan bagian
video yang berupa animasi atau visual Effect merupakan klip
video berdurasi tertentu yang ditambahkan pada proyek video editing.
e. Fungsi Distribusi
Produk video
yang telah dibuat mungkin selanjutnya akan
didistribusikan kepada pemirsa yang merupakan target komunikasi
dari produk video tersebut. Setelah proses editing video menghasilkan format
file tertentu, file ini kemudian dapat diproses lanjut
dalam usaha pembuatan vcd/dvd agar kelak dapat
digandakan atau didistribusikan secara massal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar